20 May, 2009

Melihat Lebih Jauh

. 20 May, 2009

MELIHAT LEBIH JAUH
(Beyond the job) by Herry Tjahjono

Alkisah, bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa kran airnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terjatuh. Setelah bertanya kesana kemari, ditemukan seorang tukang terbaik. Melalui pembicaraan telepon, sang tukang menjanjikan dua hari lagi untuk memperbaiki pipa kran sang bos. Esoknya sang tukang justru menelepon sang bos dan mengucapkan terimakasih. Sang bos sedikit bingung. Sang tukang menjelaskan ia berterima kasih sebab sang bos telah mau memakai jasanya dan bersedia menunggunya sehari lagi.
Pada hari yang telah ditentukan sang tukang bekerja dan bereslah tugasnya, lalu menerima upah. dua minggu kemudian sang tukang kembali menelepon sang bos dan menanyakan apakah kran pipa airnya beres. Namun ia juga kembali mengucapkan terima kasih atas kesediaan sang bos memakai jasanya. Sebagai catatan, sang tukang tidak tahu bahwa kliennya itu adalah bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman.
Cerita belum tamat, sang bos demikian terkesan dengan sang tukang dan akhirnya merekrutnya. tukang itu bernama Christopher L Jr dan kini menjabat GM Custemer Satisfaction & Public Relation Mercedez Benz. Dalam sebuah wawancara Christopher menjawab ia melakukan semua ini bukan sekedar tuntutan after sales service atas jasanya sebagai plumber. Jauh lebih penting ia selalu yakin tugas utamanya bukanlah memperbaikai pipa bocor , tetapi keselamatan dan kenyamanan orang yang memakai jasanya. Christopher melihat lebih jauh dari tugasnya.
KISAH LAIN
Ada juga kisah dari seorang teman saya, James Gwee, tentang Mr Lim yang sudah tua dan bekerja hanya sebagai door checker(memeriksa engsel pintu kamar hotel) disebuah hotel berbintanglima di Singapura. Puluhan tahun ia jalankan pekerjaan membosankan itu dengan sungguh-sungguh tekun dan sebaik-baiknya. Ketika ditanya apakah ia tidak bosan dengan pekerjaan menjemukan itu, Mr Lim mengatakan yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Magi Mr Lim tugas utamanya bukanlah memeriksa engsel pintu, tetapi memastikan keselamatan dan menjaga nyawa para tamu.
Dijelaskan mayoritas tamu hotelnya adalahmanajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa seorang manajer senior taruhannya. Jika ia meninggal sebagai decision makerperusahannyaakan menderita. Jika perusahannya menderita dan misalnya bangkrut sekian ribu karyawannya akan menderita. Belum lagi keluarganya, termasuk anak istri manajer itu. demikian jauh pandanganMr Lim dan ia bukan sekedar Door checker.
Ada banyak hal yang dapat diambil dari dua kisah ini silahkan pembaca mencari saripati dari kisah tersebut.

1 komentar:

Deni said...

Cerita yang menarik Pak Guru.

 
Blog is proudly powered by Mas Oong | Template by Catonggo Sulistiyono