SEKOLAH GRATIS DI SEMARANG
Penerimaan Peserta Didik (PPD) baru saja selesai, dan kegiatan belajar mengajar baru saja dimulai, isu mengenai sekolah gratis ganti mewarnai wacana berita saat ini. Khususnya di Semarang, meski pelaksanaan PPD masih menyisakan beberapa persoalan yang belum tuntas berkaitan dengan pelaksanaan jalur khusus. Kini bertambah lagi dengan pelaksanaan sekolah GRATIS. Sementara petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang sekolah gratis belum ditetapkan, sebagai wacana Pemerintah kota Semarang akan memberikan bantuan sebesar Rp 63.000 per siswa (SMP) per bulan dan Rp 119.000 per siswa (SMA) per bulan. Persoalan yang terjadi adalah “Bisakah sekolah berjalan dengan uang sebesar itu tanpa boleh memungut sumbangan dari orang tua siswa?”
Sebelum ada wacana sekolah gratis, sekolah-sekolah di Semarang khususnya SMP Negeri mendapat bantuan dana BOS sebesar Rp. 29.500 per siswa dan BPP sebesar Rp. 12.500, itupun sekolah masih memungut biaya dari siswa sekitar Rp 40.000 sampai dengan Rp 75.000 per siswa untuk kebutuhan biaya operasinal sekolah, sehingga jika dihitung maka biaya per siswa adalah sebesar Rp 82,000 sampai dengan Rp. 117.000 per siswa. Perlu menjadi bahan pertimbangan juga bahwa harga BBM sekarang sudah mengalami kenaikan sehingga tentu saja berimbas pada kenaikan semua kebutuhan.
Nampaknya yang terjadi sekarang sekolah kebingungan bagaimana menjalankan operasional sekolah dengan biaya yang lebih kecil dari sebelumnya, sementara kondisi harga kebutuhan dan barang-barang mengalami kenaikan. Akankah sekolah berjalan dengan seadanya (pokoke mlaku) meski tanpa kegiatan-kegiatan yang lain seperti ekstra kurikuler, pelajaran tambahan menghadapi UN, dan kegiatan penunjang intra kurikuler yang lain? Andai sekolah benar-benar tidak diperkenankan memungut biaya dari orang tua siswa dan sekolah berjalan dengan asal mlaku maka bagaimana dunia pendidikan nantinya?
Dari hasil Ujian Nasional pada tahun 2008 masih banyak siswa SMP yang belum berhasil lulus, meski sekolah-sekolah sudah melakukan upaya dengan memberikan pelajaran tambahan yang tentu saja biaya pelaksanaan kegiatan tersebut dibantu oleh orang tua siswa, Lantas jika sekolah tidak memilki biaya untuk memberikan pelajaran tambahan tentu saja akan semakin banyak siswa yang tidak lulus nantinya. Kita semua berharap hal ini tidak akan terjadi.
Bagi Ibu Bapak guru semoga tetap bersemangat untuk mencerdaskan kehidpuan anak-anak bangsa Indonesia, meskipun tentu saja dari segi finansial akan berbeda dengan keadaan sebelumnya. Hidup Guru!! Jasamu tiada terkira!
2 komentar:
sungguh menjadi dilema dimasa sekarang ini antara meninkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan taraf pendidikan
Sungguh bukan dilema bila semua dibuka secara transparan. karena ada juga pengurus pendidikan yang hanya kenal "SEJENGKAL DARI PERUTNYA". Informasi mestinya dibuka secara gamblang dan cari solusinya. Bahkan ada yang disinyalir atau tidak ada kejelasan aturan tentang penggunaan dana BOS. Bahkan untuk membangun gedung dan membeli inventaris sekolah yang dirasa belum perlu. hanya untuk mengejar status sekolah.
Post a Comment